PRINSIP KERJA 5S







![]() |
![]() |
1.
YUNUS
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “MAKALAH A3.4”.
Adapun
penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas dan memahami tentang . Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis
alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah biologi ini tentu saja bukan
karena kemampuan penulis semata, namun karena adanya dukungan dan bantuan dari
pihak-pihak yang terkait, baik moril maupun materil.
Sehubungan
dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis denga ketulusan hati mengucapkan
terimakasih, yang pertama kepada bapak pembimbing pelajaran Kejuruan Kimia
Analisis A3.4 SMKN 5 Surabaya, yang kedua kepada teman-teman kelompok kami,
dan yang terakhir kepada berbagai sumber makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman yang
sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat menharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak yang menggunakan makalah ini agar makalah ini lebih baik
dan lebih lengkap serta bermanfaat.
Akhir
kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap kami nantikan.
Surabaya, 06 Oktober 2013
Penulis
XI KA-2
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.
1 Latar Belakang 1
1.
2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 4
1.
3 Ruang Lingkup 5
1.
4 Tukuan dan Manfaat 6
BAB II PEMBAHASAN 26
BAB III PENUTUP 44
3. 1 Kesimpulan 44
3. 2 Kritik 44
3. 3 Saran 44





·
Tentang 5S – Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke
Bagi
anda yang pernah berinteraksi dengan dunia pabrik tentunya tidak asing dengan
istilah 5S. Pabrik yang menerapkan program 5S akan terlihat bersih dan
teratur. Mereka berpikir keadaan yang
berantakan akan menyembunyikan masalah. Program 5S dipandang sebagai usaha
untuk memunculkan masalah yang selama ini tersembunyi dari para pemecah masalah (problem solver).

Saat
ini, program 5S telah banyak diadopsi oleh berbagai industri di berbagai
negara. Popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan industri Jepang yang
selama ini memusatkan perhatiannya
terhadap pengurangan segala pemborosan
(waste). 5S adalah landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki
kebiasaan (habit) mengurangi pembororsan di tempat kerjanya.
Program
5S pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan kebulatan tekad
untuk mengadakan pemilahan (seiri), penataan (seiton), pembersihan (seiso),
penjagaan kondisi yang mantap (seiketsu), dan penyadaran diri akan kebiasaan
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke).
Masing-masing S dalam 5S beserta penjelasannya dijelaskan di bawah ini.
1S – Seiri
Seiri
merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan barang yang berguna
dan tidak berguna:
![]() |
·
Barang berguna => Disimpan
·
Barang tidak berguna => Dibuang
Dalam
langkah awal ini dikenal istilah Red Tag Strategy, yaitu menandai barang-barang yang sudah tidak
berguna dengan label merah (red tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang
yang masih berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan dari
tempat kerja. Semakin ramping (lean) tempat kerja dari barang-barang yang tidak
dibutuhkan, maka akan semakin efisien tempat kerja tersebut.
·
Prinsip dari
Seiri yaitu dengan menggunakan manajemen stratifikasi dan menangani sebab
masalah
·
Slogan Seiri ialah: singkirkan barang-barang
yang tidak diperlukan di tempat kerja.
2S –
Seiton
Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan,
yaitu: penataan barang yang berguna agara mudah dicari, dan aman, serta diberi
indikasi.

pada
saat akan digunakan barang tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard strategy
mengurangi pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-mandir mencari barang.
·
Prinsip dari
Seiton adalah penyimpanan fungsional dan menghilangkan waktu untuk mencari
barang.
·
Slogan Seiton ialah: setiap barang yang berada
di tempat kerja memiliki tempat yang pasti.
3S
– Seiso
Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan,
yaitu: pembersihan barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor,
termasuk tempat kerja dan lingkungan

Sebisa
mungkin tempat kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang pameran agar
lingkungan kerja
sehat
dan nyaman sehingga mencegah motivasi kerja yang turun akibat tempat kerja yang
kotor dan berantakan.
·
Prinsip dari
Seiso adalah bahwa pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan.
·
Slogan Seiso ialah: bersihkan segala sesuatu
yang ada di tempat kerja. Membersihkan berarti memeriksa.
4S
– Seiketsu
Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri,
seiton, dan seiso, yaitu:

dipahami,
diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi, dan diperiksa secara teratur dan berkala.
·
Prinsip dari
Seiketsu adalah manajemen visual dan pemantapan 5S.
·
Slogan Seiketsu ialah: setiap orang memperoleh
informasi yang dibutuhkannya di tempat kerja tepat waktu.
5S –
Shitsuke
Shitsuke adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri
akan etika kerja:
1.
Disiplin terhadap standar

2.
Saling menghormati
3.
Malu melakukan pelanggaran
4.
Senang melakukan perbaikan
·
Prinsip dari
Shitsuke adalah pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang mantap.
·
Slogan Shitsuke ialah: lakukan apa yang harus
dilakukan, dan jangan lakukan apa yang tidak boleh dilakukan

Suksesnya 5S terletak pada
sejauhmana orang melakukan 5S sebagai suatu kebiasaan (habit) bukan paksaan
sehingga inisiatif perbaikan akan muncul dengan sendirinya. Di bawah ini saya
telah merangkum hal-hal penting untuk pelaksanaan program 5S berdasarkan
beberapa literatur dan juga perspektif pribadi saat menyaksikan langsung
aktivitas 5S di tempat kerja.
·
Membutuhkan
keterlibatan/partisipasi semua orang dalam organisasi dari level atas sampai
level bawah.
·
Membutuhkan komitmen manajemen
untuk memastikan kegiatan 5S dilakukan setiap hari dan dianggap sebagai
prioritas.
·
Merubah perspektif semua orang
dalam organisasi bahwa 5S lebih dari sekedar program kebersihan maupun
housekeeping management.
·
Menerapkan 5S secara konsisten
untuk perubahan budaya.
·
Menggunakan sistem visual display
untuk mengkomunikasikan aktivitas 5S
secara efektif.
·
Melakukan audit 5S secara teratur
(mingguan, bulanan, dan surprise audit) untuk menilai performance.
·
Membutuhkan edukasi tentang
konsep dan keuntungan aktivitas 5S.
Arti
penting 5 S
-
Keunggulan manusia abad global
-
Pondasi industri/langkah awal
menuju kelas dunia
-
Menurunkan pemborosan
-
Meningkatkan mutu dan
produktivitas
-
Perbaikan yang berkelanjutan
(Kaizen)
-
Meningkatkan keselamatan kerja
-
Kinerja tim
Akibat dari tidak adanya penerapan 5S adalah:
-
Hubungan antara karyawan yang kurang
baik
-
Penampilan yang loyo
-
Absensi yang tinggi
-
Tidak ada saran untuk peningkatan
kerja
-
Gugus mutu tidak berjalan
-
Lini kerja penuh dengan barang
cacat
-
Peralatan kantor dan lokasi kerja
yang kotor dan berserakan
-
Kecelakaan kerja tinggi
-
Kehancuran industri
Beberapa kendala atau kesulitan yang dihadapi
dalam penerapan 5S adalah:
-
Tidak paham terhadap arti penting
5S
-
5S menginginkan perubahan prilaku,
bukan sistem
-
Tidak ada semangat kerja keras
-
Melupakan yang mudah (kurang
meluangkan waktu untuk 5S)
-
Terlalu berorientasi hasil
-
Tidak ada kerja tim
-
Cepat berpuas diri
-
Kurang adanya dukungan manajemen
Syarat-syarat
yang dibutuhkan dalam implementasi atau penerapan 5S adalah:
-
Pemahaman yang utuh dan menyeluruh
-
Kegigihan dan kebulatan tekad
-
Usaha yang kontinyu dan bertahap
-
Dukungan seluruh individu tanpa
kecuali
-
Keteladanan manajemen
-
Kampanye yang efektif

Sebagai penutup saya mau
mengutip salah satu paragraf dari artikel yang disusun Utomo (2011).
“5S tidak sulit
untuk dipahami, tapi 5S sangat sulit untuk dilaksanakan dengan benar. 5S
memerlukan kegigihan, kebulatan tekad, dan memerlukan usaha yang terus menerus.
5S mungkin tidak akan memberikan hasil yang dramatis. Namun 5S membuat
pekerjaan lebih mudah. 5S akan mengurangi pemborosan waktu kerja kita. 5S akan
membuat kita bangga atas pekerjaan kita. 5S akan meningkatkan produktifitas
kerja dan mutu yang lebih baik, sedikit demi sidikit, namun terus menerus.”
·
Keuntungan menerapkan 5S
1. Zero
Breakdown, berarti pemeliharaan lebih baik:
a.
Scrap, debu, geram - geram dan
potongan – potongan di lantai dan di mesin menjadi berkurang;
b.
Dengan membersihkan mesin secara
teliti dan teratur anda dapat mengetahui kondisi mesin setiap saat;
c.
Pemeriksaan dan pemeliharaan tiap
hari dapat menghindari kerusakan mesin menjadi parah di masa yang akan datang.
2. Zero Defect, yang berarti kualitas lebih
baik:
a.
Jika segala sesuatunya ada pada
tempatnya, anda terhindar dari mengambil barang yang salah;
b.
Tempat kerja yang bersih akan
memberi semangat kerja bagi siapa saja;
c.
Alat pengukur dan indikator dapat
bekerja dengan baik maka kualitas akan baik.
3. Zero Waste, yang berarti mengurangi biaya
dan efisiensi meningkat:
a.
Inventory dan barang dalam proses
menjadi lebih sedikit;
b.
Ruangan–ruangan yang terpakai
untuk barang–barang yang tidak diperlukan menjadi berkurang;
c.
Gerakan–gerakan yang tidak
diperlukan seperti menghindarkan dan mencari dapat berkurang;
d.
Mengurangi gerakan – gerakan
produksi yang tidak diperlukan seperti, mengangkat, meletakkan, menghitung dan
memindahkan.
4. Zero Set Up Time, berarti tidak ada waktu
yang terbuang:
a.
Karena segalanya ditata dengan
teratur maka waktu yang terbuang untuk mencari alat dapat ditekan;
b.
Tempat kerja yang bersih dapat
meningkatkan efisiensi dan memudahkan orang untuk mengetahui cara
pengoperasian, peserta pelatihan sekalipun dapat dengan mudah
mengoperasikannya.
5. Zero Late Delivery, berarti dapat memenuhi
permintaan pelanggan tepat waktu:
a.
Karena tidak ada produksi yang
rusak maka anda dapat memenuhi permintaan langganan tepat waktu;
b.
Lingkungan kerja pabrik yang baik
mempercepat proses produksi, tak ada yang terbuang dan efisiensi meningkat.
6. Zero Injury, yang berarti
keselamatan kerja lebih baik:
a.
Peralatan yang bersih dan
mengkilap mudah mengamati kerusakan dan bahaya;
b.
Jika tahu dimana peralatan
disimpan, anda dapat lebih cepat mengambilnya jika diperlukan
c.
Jika anda meletakkan sesuatu
dengan aman maka anda dapat menghindari peralatan tersebut berjatuhan menimpa
anda;
d.
Jika ada api dan gempa anda tahu
dimana letak pintu darurat dan alat pemadam kebakaran.
7.
Zero Customer Claim, berarti pelanggan menaruh tingkat kepercayaan yang tinggi:
a.
Pabrik yang bersih tidak
memproduksi barang yang rusak
b.
Pabrik yang bersih dapat
memproduksi barang yang menjamin keselamatan pemakai.
8. Zero
Deficit, berarti perusahaan anda tambah maju:
a.
Jika 5S/5R telah dijalankan dengan
baik, pasti tempat kerja menjadi nyaman dan menarik, tak ada waste, tak ada
kecelakaan, tak ada kerusakan mesin dan tak ada produk yang rusak, Anda dapat
memenuhi keinginan dan harapan pelanggan.
·
5S/5R/5P/5K

1.
SEIRI
SEIRI berarti RINGKAS atau PEMILAHAN yang
bertujuan untuk MEMILIH atau MERINGKAS BARANG-BARANG. Hal ini dilakukan
mengingat ruang kerja sangatlah terbatas sehingga harus diefisienkan.
1.
Barang yang diperlukan untuk bekerja
2.
Barang yang belum diperlukan untuk bekerja
3. Barang yang sama sekali tidak diperlukan
4.
Barang yang tidak sesuai penempatannya
Apabila SEIRI tak terpenuhi maka:
• Suasana dan kegiatan kerja terganggu
• Sulit meningkatkan produktivitas, efisiensi,
dan efektivitas kerja
Sementara apabila SEIRI terpenuhi, maka:
• Tidak
ada pemborosan ruangan
•
Ruangan termanfaatkan secara efisien
• K3
dan Lingkungan Kerja meningkat
•
Produktivitas kerja meningkat
• Tidak
terjadi penumpukan barang
Metode Penerapan Seiri
A.
Kriteria untuk barang yang disisihkan
• Sampah atau scrap
• Diperlukan di tempat lain
• Belum diperlukan
• Siapkan label
B. Kriteria untuk mesin/peralatan/material
• Kapan barang tersebut dipakai/kepastian
waktu
• Yang tidak dipakai disisihkan
• Siapkan label
C. Kriteria untuk work in proses(1/2 jadi)
•
Tetapkan kepastian barang akan dipakai(waktu)
•
Tentukan jumlah kebutuhan dalam batas waktu
• Bila
terdapat kelebihan harus disisihkan
•
Siapkan label
Pemasangan Label
1.
Menentukan urutan kegiatan memilah
2.
Mengamati barang-barang yang akan dipilah
a.
Barang-barang yang kecil ukurannya
disatukan dalam satu kotak
b.
Barang yang tak diperlukan
dipasang LABEL
c.
Tetapkan tempat penampungan barang
yang tak dipakai
d.
Kalau ada barang yang terlewat,
ulangi langkah terdahulu
e.
Buat foto dokumentasi sebelum dan
sesudah SEIRI
Menghindarkan
Adanya Barang yang Tidak Diperlukan di Tahap SEIRI
· Langkah
seiri atau ringkas ini cenderung untuk tindakan pencegahan agar seluruh
material dan barang dapat dipakai atau terhindar dari adanya barang yang tidak
diperlukan.
· Pencegahan
ini akan lebih efektif apabila seluruh personil telah menyadari pentingnya
tahap ringkas, akan lebih baik lagi bila telah menjadi budaya kerja. Untuk
mengukur penerapan tahap ringkas ini sebagai budaya kerja, maka memerlukan
perhatian, kesadaran dan kepedulian seluruh karyawan tentang barang yang tidak
diperlukan.
· Apabila
masih ditemukan barang dan material yang tidak diperlukan berarti kesadaran dan
kepedulian RINGKAS belum menjadi budaya.
2.
SEITON
Seiton
berarti penataan dan penyimpanan. “How
many of what should be put where”. Sebagian orang merasa bahwa penataan
merupakan suatu hal yang mudah, dan memang seharusnya demikian. Tapi sejauh
mana penataan yang baik telah kita jalankan masih merupakan pertanyaan. Suatu
penataan yang baik adalah penataan yang mengacu pada efisiensi, kualitas, dan
keselamatan :
a.
Efisiensi
Cara
penyimpanan barang harus hemat (tempat, baiaya, dan mudah dalam hal pengambilan
(storage) dan pengembalian (retrieval)).
b.
Keselamatan
Cara
penyimpanan dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah timbulnya cedera, seperti
sakit punggung, dan tergelincir.
c.
Kualitas
Seiton
harus dilakukan dengan memperhatikan kualitas. Barang-barang yang disimpan
harus selalu berada dalam kondisi siap : tidak berkarat, kusam, dimakan rayap,
dsb.
Umumnya,
dalam penerapan 5S, Seiton berarti
menyimpan barang-barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar
sehingga dapat dipergunakan dalam keadaan mendadak. Pada tahap ini, titik
beratnya adalah pada manajemen fungsional dan mengeliminasi aktivitas mencari.
Jika segala sesuatu disimpan pada tempatnya sehingga menjaga mutu dan keamanan,
maka akan tercipta tempat kerja yang rapi.
Prinsip
penataan berlaku di seluruh lapisan masyarakat dan disegala aspek kehidupan.
Semua penataan ini memerlukan keterampilan. Segala sesuatunya dirancang untuk
memudahkan dalam mengambil barang saat dibutuhkan tanpa adanya kegiatan
mencari.
Untuk
merancang suatu tata letak fungsional, langkah awal dilakukan dengan menentukan
seberapa sering menggunakan suatu barang atau material :
a.
Barang-barang yang tidak
dipergunakan : singkirkan
b.
Barang-barang yang tidak digunakan
tetap jika ingin digunakan dalam keadaan tertentu : simpan sebagai
barang-barang untuk keadaan yang tidak terduga.
c.
Barang-barang yang hanya
dipergunakan sewaktu-waktu saja :simpan sejauh mungkin.
d.
Barang-barang yang kadang-kadang
dipergunakan : simpan di tempat kerja.
e.
Barang-barang yang sering
dipergunakan : simpan di tempat kerja atau disimpan oleh pegawai yang
bersangkutan.
Karena
penataan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, maka perlu dilakukan studi
waktu, penyempurnaan , dan penerapan selama perbaikan dilakukan. Kunci untuk
melkukan hal ini adalah dengan mempertanyakan 5W 1H (what, when, where, why, who, dan
how) untuk setiap item.
SEITON
atau RAPI atau PENATAAN, yang artinya adalah MERAPIKAN atau MENATA BARANG YANG
DIPERLUKAN.
·
Barang yang akan dikerjakan harus
tertata rapi ditempatnya
·
Barang yang tidak/belum dikerjakan
harus dijauhkan dari tempat kerja, tetapi masih berada dalam wilayah kerja
·
Sampah atau Scrap dibuang pada
tempat yang disediakan untuk tempat sampah
·
Barang yang diperlukan di tempat
lain telah benar-benar berada di tempat yang telah ditentukan
Beberapa ciri khas aktivitas dari
Seiton yaitu:
-
Setiap barang memiliki tempat
khusus
-
Menyimpan dan mengambil barang
dalam waktu 30 detik
-
Standar pengarsipan
-
Papan pengumuman yang rapi
-
Pengumuman yang mudah dibaca
-
Garis lurus dan garis tegak lurus
-
Penempatan fungsional untuk
material
Metode penerapan SEITON
1.
Siapkan label SEITON
2.
Buat pedoman penyusunan
3.
Identifikasi semua barang
4.
Barang yang bukan pada tempatnya
ditempeli label SEITON
5.
Lakukan secara bertahap
6.
Setelah tersusun beri label untuk
mempermudah pencarian
Menghindari
ketidakrapian di tahapan SEITON
Apabila
tahap rapi telah dijalankan, namun masih terdapat ketidakrapian, maka akan
timbul pertanyaan mengapa?
Disamping
itu juga sejauh mana kesadaran karyawan akan pentingnya kerapian dilingkungan
kerja, secara bertahap merapikan tempat kerja dan lingkungan kerja harus
menjadi “Budaya Kerja“ bagi setiap karyawan dan keteladanan pimpinan atau tim
manajemen, budaya kerja untuk bekerja rapi harus terus menerus ditanamkan
kepada seluruh karyawan secara bertahap dan menjadi agenda yang
berkesinambungan.
3.
SEISO
SEISO
berarti RESIK atau PEMBERSIHAN dengan sasaran yakni tempat kerja dan peralatan
kerja yang resik atau bersih.
Tiga
tahap kegiatan SEISO
1. Sifat operasi kebersihan
• Temukan sebab kekotoran
• Lakukan pembersihannya
2. Obyek pembersihan
• Tempat kerja
• Peralatan kerja
3. Mencegah kerusakan
• Cari penyebab kerusakan pada peralatan
• Penggunaan peralatan secara tepat sesuai
fungsinya
Peran karyawan merupakan indikator
keberhasilan budaya kerja
1.
Membiasakan bekerja dalam tahab
RESIK untuk menjadi bagian dari budaya kerja belum tentu mudah, karena ada
unsur perubahan perilaku seseorang, akan tetapi hal itu dapat diupayakan secara
bertahap, melalui:
• Komitmen pimpinan yang disertai dengan
keteladanan
• Kampanye program RESIK
• Sistem yang mampu dikerjakan oleh karyawan
• Sarana dan prasarana cukup
2.
Membersihkan tempat yang kotor
adalah penting, tetapi yang lebih penting bagaimana menghindarkan munculnya
kembali kotoran yang terjadi.
Metode
penerapan SEISO
1. Sebelum dan sesudah pembersihan
a. Mengumpulkan data
b. Menganalisa data
2. Siapkan Lakban Merah, Kuning dan Lak/Tipp
Ex
a.
Lakban Merah, tempel dibagian
peralatan yang rusak (tidak dapat diperbaiki pada hari itu)
b.
Lakban Kuning, tempel dibagian
peralatan yang rusak (segera dapat diperbaiki)
c.
Tipp Ex, untuk baut/mur yang agak
longgar (setelah dpt dikencangkan ditandai Tipp Ex untuk mudah diperbaiki)
d.
Buatkan daftar peralatan yang akan
digunakan
3. Siapkan Formulir Bentuk 1,2 dan 3
a.
Bentuk 1: untuk mencatat peralatan
yang rusak dan tidak dapat diperbaiki
b.
Bentuk 2: untuk mencatat peralatan
yang rusak tapi dapat diperbaiki
c.
Bentuk 3: memeriksa semua bagian
mesin/peralatan dengan seksama, terutama bagian yang sensitif
4.
SUIKETSU
SEIKETSU
berarti merawat atau mempertahankan kondisi lingkungan kerja yang sudah baik.
Tujuan
dan sasarannya antara lain:
•
Mempertahankan kondisi lingkungan
kerja yang sudah baik
•
Harus ada standard yang seragam,
dalam pemberian label petunjuk pada semua kondisi operasi
•
Memeriksa keadaan tempat kerja
dean peralatan yang digunakan
•
Tersedia tempat sampah
Dalam
tahap rawat ini mempertahankan adalah lebih sulit dibandingkan dengan meraih,
karena mempertahankan membutuhkan konsistensi bekerja secara berkesinambungan.
Mempertahankan kondisi tempat kerja yang sudah baik ini diperlukan peran serta
seluruh karyawan untuk berpartisipasi. Seluruh karyawan harus mempunyai tekad
yang sama untuk mempertahankannya yaitu dengan tiga prinsip:
•
Tidak ada barang yang tidak perlu
•
Tidak berserakan
•
Tidak kotor
Kaidah
Panduan SEIKETSU:
•
Semua karyawan terlibat dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan 5-S
•
Rasa bertanggung jawab harus
dibudayakan
•
Bersih itu mahal, tetapi kotor
jauh lebih mahal
•
Petugas penanggung jawab area
adalah penanggung jawab kebersihan, tetapi cleaning service sebagai pendukung
kebersihan
Metode
penerapan SEIKETSU
a.
Secara individu dibebani tugas
perawatan, baik tempat kerja maupun peralatan.
b.
Sampah/kotoran dibuang pada tempat
yang telah disediakan, sebab tidak hanya petugas cleaning service saja yang
harus bertanggung jawab.
c.
Dibudayakan.
Tahap
RAWAT merupakan kelanjutan dari tahap RESIK oleh karena itu pemantauan dan
evaluasi kegiatan tahap RESIK perlu dilakukan:
a.
Adakah barang yang tidak
diperlukan masih berada disekeliling anda?
b.
Apakah peralatan yang tidak
digunakan dapat segera diambil?
c.
Apakah RESIK dilakukan setiap
pagi?
d.
Apakah RESIK dilakukan setiap hari
setelah bekerja?
e.
Sejauh mana peran serta karyawan
untuk bekerja rapi?
5.
SHITSUKE
SHITSUKE
berarti RAJIN atau PEMBIASAAN, dengan tujuan agar setiap karyawan terbiasa
untuk membina disiplin diri. Ini artinya:
·
Karyawan harus mau, mampu dan
berani mengubah perilaku ke arah yang terkendali.
·
Perubahan sikap harus sesuai
dengan nilai-nilai budaya
·
Berusaha terus menerus untuk
meningkatkan prestasi yang telah dicapai
·
Lakukan apa yang harus dilakukan
dan jangan lakukan apa yang tidak boleh dilakukan
·
Bersedia untuk saling mengingatkan
& diingatkan segala sesuatu harus dilakukan secara konsisten dan
berkesinambungan
Manfaat
Shitsuke
1.
Tidak ada pemborosan
2.
Lingkungan kerja dan k3 terdukung
3.
Pemeliharaan mesin dapat dilakukan
lebih baik
4.
Kemungkinan cacat produk
terhindarkan
5.
Pelayanan tepat waktu
6.
Tidak ada keluhan/complaint dari
pelanggan
7.
Kesejahteraan karyawan meningkat
Pengendalian
visual ditempat kerja sebagai bagian dari tahap shitsuke
a.
Langkah awal dalam tahap rajin
yaitu mengendalikan secara visual ditempat kerja.
b.
Apakah program 5-s telah
diterapkan dan sekaligus telah menjadi budaya kerja?
c.
Siapapun bisa menilai secara
obyektif tanpa dipengaruhi oleh siapapun.
Dalam
rangka mengendalikan secara visual ditempat kerja hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1.
Selalu terbuka dalam memberikan
masukan atau kritik terhadap kondisi tempat kerja
2.
Menerima kritik atau masukan pada
dasarnya akan memperkuat penerapan 5S
3.
Bila terjadi masalah segera
lakukan tindakan perbaikan khususnya oleh personil bagian yang terka
BAB II
PEMBAHASAN
·
Penjelasan Terperinci Tentang Sikap Kerja Soiton
A.Definisi:
Kegiatan yang fokus kepada perlunya tempat kerja yang teratur.
Teratur dalam hal ini berarti
menyusun peralatan
dan material-material agar
cepat dan mudah mencarinya sewaktu dibutuhkan. Peralatan harus disimpan pada tempatnya berada
dan biasa digunakan
untuk menghilangkan gerakan
atau aktivitas yang tidak perlu.
B.
Tujuan:
§ Membuat fix barang-barang di tempat kerja.
§ Layout
dan penempatan yang efisien (termasuk safety dan quality).
§ Meningkatkan produktivitas dengan menghilangkan waktu
yang dibutuhkan untuk mencari sesuatu.
B. Prinsip:
Penyimpanan secara fungsional dan efisiensi
waktu dalam pencarian
sesuatu.
D. Kegiatan-kegiatannya
antara lain:
•
Membenahi tempat penyimpanan barang.
•
Segala sesuatu harus jelas tempatnya.
•
30 detik pengambilan barang
dan penempatan barang.
•
Penyetandaran sistem file.
•
Dibuat zone dan indikasi
untuk penempatan barang
•
First in-first out dan menata papan pengumuman.
•
Dibuat safety line lurus dan sudutnya jelas.
•
Penempatan material,
spare part, tools, peralatan, dan lain-lain sesuai
dengan fungsinya.
E.
Teknologi Penataan
Menyimpan barang yang sebaiknya Anda lakukan.
Setelah membuang barang yang tidak diperlukan, masalah berikutnya ialah mengambil keputusan berapa banyak yang akan disimpan dan dimana menyimpannya. Terdapat tiga aturan dalam pentaaan, yaitu:
1. Tentukan
tempat barang yang tepat.
Harus ada kriteria
untuk menentukan tempat untuk barang-barang secara tepat. Jika tidak ada krtieria
dan pola tertentu, tidak mungkin
seseorang mengetahui dimana tempatnya yang tepat, dan ini berarti akan diperlukan waktu lebih banyak untuk menyimpan
atau mengambilnya.
2. Tentukan bagaimana menyimpan barang.
Hal ini penting sekali untuk penyimpanan
fungsional. Barang harus disimpan supaya mudah ditemukan dan
mudah diambil. Penyimpanan
harus dilakukan dengan memperhatikan
supaya mudah ditemukan kembali.
3.
Taati aturan penyimpanan.
Ini berarti selalu menyimpan kembali barang ke tempatnya semula. Manajemen persediaan barang sangat diperlukan
untuk mengetahui apakah Anda kehabisan bahan dan produk atau tidak.

Diagram 2.2 Diagram Rapi/Penataan
F. Menentukan Dimana Barang Akan
Disimpan
1. Membuang Barang yang Tidak Diperlukan
Langkah pertama adalah mengurangi persediaan barang sampai setengahnya.
Sebaiknya jangan memiliki lebih dari satu barang dari setiap jenis pada suatu waktu tertentu. Lebih dari satu berarti terlalu
banyak.
2. Tentukan Metode
Analitis Untuk Stratifikasi dan Tata Letak Penyimpanan
Ada beberapa barang yang ingin Anda simpan dekat dan barang lain di tempat
yang lebih jauh. Jenis stratifikasi inilah yang diperlukan. Apakah barang yang disimpan
dekat
Anda
benar-benar harus ada dekat Anda?.
Dalam
melaksanakan ini, perlu dipertimbangkan tata letak seluruh bangunan. Barang yang sering dipakai lebih
baik disimpan di dekat pintu. Barang berat
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
dapat dipindahkan dnegan mudah. Dalam melakukan stratifikasi ini, penting sekali untuk bekerja
dalam kerangkan kerja analitis
yang sistematis.
3. Standar Pemberian Nama
Putuskan nama apa yang akan dipergunakan
dan taati keputusan itu.
Penggunaan dua nama untuk barang yang sama hanya akan mengacaukan.
Ada kalanya dua barang
berbeda memiliki nama
yang
sama. Ada pula beberapa barang yang disebut dengan nama yang sama walaupun ada sedikit perbedaan di antaranya.
G. Menentukan Bagaimana Menyimpan Barang
1. Pelajari Penyimpanan Fungsional
Penyimpanan fungsional adalah penyimpanan yang tentu saja dilakukan dengan mempertimbangkan mutu, keamanan, efisiensi, dan konservasi.
•
Ada berbagai
pertimbangan mutu berdasarkan sifat produk tertentu, tetapi yang paling penting adalah berhati-hati untuk jangan keliru menafsirkan barang-barang dengan nama berbeda.
Manusia cenderung membuat kesalahan dengan barang yang serupa.
•
Barang yang
tampaknya
serupa, memiliki nama yang serupa, atau memiliki
nomor yang sama harus disimpan
berjauhan. Seringkali
akan membantu bila menggambar garis
besar alat pada papan alat dan
menggunakan warna berbeda untuk menghindari kekeliruan. Kemungkinan
lain
adalah
menggunakan garis dan
panel
nama, sehingga bila tombol dengan nama alat tertentu ditekan, sebuah lampu
akan menyala pada papan alat yang dikehendaki.
2. Nama dan Lokasi
Segala sesuatu harus memiliki nama yang dapat dimengerti oleh setiap orang
dan setiap orang harus memahami
apa arti nama itu. Bila barang itu tidak memiliki nama, Anda tidak dapat memberinya tempat dan tidak seorang pun akan
mengetahui dimana harus mencarinya.
•
Dalam memberikan tempat penyimpanan,
tentukan
bukan
hanya
lokasinya tetapi juga raknya. Tentukan dimana segala sesuatu akan diletakkan dan pastikan bahwa itu benar-benar tempatnya.
• Nama barang dan lokasinya harus dijadikan satu.
3. Mempermudah Mengambil
dan Menyimpan Barang
•
Seluruh proses ini bertujuan
untuk memperlancar
pekerjaan, karena bila setiap barang memiliki tempat dan ada ditempatnya
masing- masing, hal ini akan mengurangi
kekeliruan dan pekerjaan menjadi lancar.
•
Juga akan membantu bila lokasi penyimpanan tidak berserakan
di satu tempat. Barang harus disimpan di tempatnya masing-masing,
dan sistem itu harus dapat dimengerti, apakah diklasifikasi menurut fungsi, produk, proses, dan sebagainya.
•
Dalam merancang fasilitas penyimpanan,
barang
berat
harus diletakkan di lantai atau di atas roli sehingga
mudah dipergunakan. Barang lain dapat digantung
pada sangkutan, dan barang yang sring
dipakai harus paling mudah ditemukan.
•
Menempatkan
barang
sehingga mudah ditemukan dan
mudah
dipergunakan berarti mempermudah pekerjaan yang akan segera dimulai. Sejumlah orang lebih mudah mengambil barang yang diletakkan setinggi lutut atau bahu.
• Penting untuk memanfaatkan seluruh
ruang penyimpanan yang ada. Ini
berarti merancang
ruang sehingga cocok untuk menyimpan setiap barang.
H. Hal-Hal
yang Harus Diperhatikan Dalam Menyimpan
Barang
• Garis penanda dan tempat penyimpanan barang.
• Stan, rak, dan roli.
• Mesin dan alat lain.
• Mata pisau
• Material dan pekerjaan dalam proses.
• Persediaan untuk hal tak terduga.
• Minyak.
• Instrumen dan alat ukur.
• Barang besar
• Barang kecil
dan barang yang banyak dipakai.
• Sediaan barang
untuk diberi label dan untuk
dipamerkan.
I. Menambah Warna Pada Tempat Kerja (Strategi
Pengecatan) Lantai :
§ Semua lingkungan kerja
dicat dengan warna
yang tidak menimbulkan stress.
§ Tempat istirahat
sebaiknya memakai warna yang berkesan rileks.
§ Lantai dapat dicat
setelah layout telah benar-benar ditentukan dan semua
barang mempunyai tempat yang pasti.
J. Menggambar garis di
lantai
Sekali warna lantai
telah ditentukan, maka lantai dapat dibagi
menjadi bagian- bagian dengan menggunakan garis.
Garis pemisah
Garis pemisah adalah
garis
yang
membedakan lorong dan tempat
kerja. Meskipun biasanya garis-garis tersebut berwarna kuning, tetapi
dapat juga digunakan warna putih.
Garis jalan keluar
/ masuk
Jalan keluar / masuk harus dibuat
dan diberi tanda. Ini yang dikenal
sebagai garis keluar / masuk
Garis pintu masuk
Kebanyakan kita telah mengalami
bahwa
pintu
tiba-tiba
terbuka
langsung di depan. Penting mengetahui dari arah mana pintu
terbuka.
Garis arus lalu lintas
Hal yang penting adalah menetapkan kebijakan arus lalu lintas untuk
tempat berjalan dan berkendara
di dalam pabrik. Ini adalah cara utama
untuk menghindari tabrakan dan kecelakaan.
Pola selang – seling
Pola selang-seling terdiri atas garis miring kuning
dan hitam, yang
berfungsi sebagai tanda
bahaya.
Garis ruang penyimpanan
Ruangan untuk tempat penyimpanan harus jelas dipisahkan dengan garis. Contoh utama adalah
meja & tempat
kerja
yang
digunakan
untuk menyimpan pekerjaan yang sedang berlangsung.
H. Manfaat penerapan Sikap
Kerja Seiton
1.
keamanan. Dengan adanya pemilihan dan penataan maka
barang-barang dan kelengkapan kerja yang digunakan tersedia dan mengurangi
angka kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Factor).
Misalnya mencegah terpeleset dan kebakaran dari kebocoran minyak.
2.
Kondisi
kerja yang rapi. Dengan kondisi kerja
yang rapi, produktivitas meningkat.
3.
Efisiensi. dianalogikan sebagai koki masak terkenal, pelukis
yang terkenal mereka memelihara peralatan mereka. Tidak ada pisau yang
berkarat. Tidak ada kuas yang kusut. Sehingga saat digunakan peralatan tersebut
selalu tersedia dan siap digunakan. Jika di industri maka efisiensi mesin
menjadi tinggi dan mengurangi waktu macet mesin.
4.
Mutu. Industri Elektronik dan mesin memerlukan tingkat presisi dan
kebersihan yang tinggi. Setitik kotoran dapat menyebabkan kecacatan sebuah
produk. dengan adanya 5S maka kualitas akan terjaga.
H. Kelemahan tanpa adanya penerapan Sikap Kerja
Seiton
Adapun akibat bila tidak adanya penerapan 5S adalah:
1.
Hubungan
antara karyawan yang kurang baik.
2.
Penampilan
yang loyal.
3.
Absensi
yang tinggi.
4.
Tidak ada
saran untuk peningkatan kerja.
5.
Gugus mutu
tidak berjalan.
6.
Lini kerja
penuh dengan barang cacat.
7.
Peralatan
kantor dan lokasi kerja yang kotor dan berserakan.
8.
Kecelakaan
kerja tinggi.


Gambar 2:
Sistem kerja yang tertata rapi menentukan keefektifan suatu perusahaan
![]() |
![]() |
Gambar 3:
Menata barang dengan berdasarkan sistem klasifikasi sempurna
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
Gambar 4:
Menempatkan barang sesuai posisinya yang tertata secara rapi dan teratur
![]() |
|||||||
![]() |
![]() |
||||||
![]() |
Gambarr 5:
Menata barang dengan rapi agar sedap dipandang
Gambar 6: Mematuhi rambu Kerja agar terhindar dari
resiko terjadinya gangguan K3



Gambar 6:
Pengaplikasian sikap kerja SEITON yang gagal diterapkan membuat turuannnya
semangat kerja
![]() |
Gambar 6:
Memilah barang dan menyimpannya dengan rapi
·
Arti Penting, Keuntungan dan Manfaat Penerapan 5S
Pentingnya 5S:
1.
Respon terhadap kebutuhan customer
yang selalu berubah
2.
Menjaga kompetisi dengan
menghilangkan / mengurangi waste
3.
Meningkatkan produk dan mengurangi
biaya
4.
Pijakan awal untuk program
improvement lainnya
5.
Konsep 5S menjadi penting karena
merupakan dasar dari peningkatan produktivitas di perusahaan, bila ingin
membangun budaya yang bersih, rapi dan nyaman di tempat kerja diharapkan adanya
komitmen partisipasi dan tindakan bersama antara manajemen dan karyawan dalam
suatu organisasi, pentingnya 5S dapat terlihat seperti di bawah ini :
1.
PEKERJAAN LANCAR
2.
QUALITAS TINGGI
3.
COST DAPAT DITEKAN
4.
DELIVERY TEPAT WAKTU
5.
SAFETY TERJAMIN
6.
MORAL PEGAWAI TINGGI
Mengapa Harus Melakukan / Menerapkan 5S ?
1.
Menjaga kompetisi dengan
menghilangkan / mengurangi waste sebagaiwujud peduli lingkungan
2.
Respon terhadap kebutuhan customer
yang selalu berubah
3.
Mengurangi biaya / cost untuk
jangka panjang, mengurangi pemborosan waktu dan mengurangi kecelakaan kerja
4.
Pijakan awal untuk program
improvement lainnya
5.
Meningkatkan citra perusahaan di
mata stakeholder, shareholder dan pihak terkait dengan perusahaan
6.
Meningkatkan produktivitas kerja
karyawan, ketika semua tertata dengan baik dan lingkungan kerja bersih maka
akan membuat karyawan bekerja dengan nyaman dan lebih cepat.
Keuntungan yang akan diperoleh
meliputi :
1.
Tanpa Pemborosan (Zero Waste).
2.
Tanpa Kecelakaan Kerja (Zero
Enjuri).
3.
Tanpa Kerusakan Mesin (Zero Break
– Down).
4.
Tanpa Cacat (Zero Defect).
5.
Tanpa Penundaan Waktu (Zero Set Up
Time).
6.
Tanpa Keterlambatan Pengiriman
(Zero Late Delivery).
7.
Tanpa Keluhan Pelanggan ( Zero
Customer Claim).
8.
Tanpa Kerugian (Zero Defisit).
9.
Menciptakan tempat kerja terbaik
dengan prinsip kaizen (perbaikan berkesinambungan).
10.
Bekerja tidak dengan kata-kata
tetapi dengan tindakan yang nyata di lingkungan kerja.
11.
Menggugah tanggung jawab setiap
orang di tempat kerja.
12.
Mengubah cara berpikir dan
perilaku pribadi ke arah kienerja yang baik dan positif.
13.
5S Sebagai ilmu perilaku :
perbuatan lebih meyakinkan daripada kata-kata.
14.
Sebagai barometer manajemen :
perusahaan yang lancar dikendalikan oleh setiap orang.
15.
Sebagai falsafah manajemen dan Sebagai
sasaran utama produktivitas.
Manfaat Penerapan 5S :
1.
Menjaga lingkungan kerja dalam
keadaan baik dengan meniadakan hal-hal yang tidak dibutuhkan (unnecessary
things) berada di area kerja.
2.
Mencegah kecelakaan dengan
menghilangkan tergelincir karena adanya sampah dilantai, terpeleset karena
lantai berminyak dan licin dlsb.
3.
Mencegah bahaya api dengan
menyimpan material mudah terbakar di kabinet khusus.
4.
Meningkatkan disiplin dan rasa
memiliki dengan memotivasi setiap orang untuk menjaga area kerja dalam kondisi
tertata, aman, dan produktif.
5.
Untuk meningkatkan kenyamanan
kondisi lingkungan kerja,
6.
Meningkatkan produktifitas dan
kualitas hasil kerja.
7.
Peningkatan Inovasi karyawan
8.
Penghematan Biaya
9.
Memberikan mental karyawan yang
positif
![]() |
|||
![]() |
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||
![]() |
·
Dampak Tidak diterapkannya Sikap Kerja 5S
Adapun akibat bila tidak adanya penerapan 5S
adalah secara umum ialah:
1.
Hubungan antara karyawan yang
kurang baik.
2.
Penampilan yang loyal.
3.
Absensi yang tinggi.
4.
Tidak ada saran untuk peningkatan
kerja.
5.
Gugus mutu tidak berjalan.
6.
Lini kerja penuh dengan barang
cacat.
7.
Peralatan kantor dan lokasi kerja
yang kotor dan berserakan.
8.
Kecelakaan kerja tinggi
9.
Kehancuran industri
Adapun akibat bila tidak adanya penerapan 5S
adalah lebih merinci ialah:
RINGKAS = SEIRI
•
Akibat stok
barang/perkakas/mesin-mesin yang tidak perlu, lokasi kerja yang sudah sempit
akan semakin sempit.
•
Karena barang yang tidak perlu
diletakkan tidak pada tempatnya, gerakan operator akan terganggu, sehingga
menimbulkan kesia-siaan gerakan
•
Ketika akan mengambil peralatan
kerja, karena banyak barang tidak perlu yang tercampur, menimbulkan pemborosan
waktu pencarian.
•
Stok barang yang berlebihan,
menyebabkan timbulnya biaya perawatan, atau penurunan kualitas barang yang
disimpan sehingga tidak bisa dipakai lagi.
•
File-file yang tidak perlu akan
memakan tempat, sehingga ruangan kerja terasa akan semakin sempit
•
File dan informasi yang tidak
perlu akan menimbulkan keterlambatan dan kekacauan pengambilan keputusan
manajemen
•
Meja yang berisi barang-barang
yang tidak perlu bisa menurunkan efisiensi/produktivitas kerja.
RAPI = SEITON
•
Hanya orang tertentu saja yang
mengetahui letak penyimpanan barang, sementara yang lain tidak mengetahui
walaupun mereka membutuhkan.
•
Hanya orang yang menggunakan alat
sebelumnya saja yang tahu di mana peralatan itu disimpan.
•
Barang-barang tidak diletakkan
sebagaimana mestinya sehingga kesulitan ketika akan menggunakannya
•
Tidak ada yang mengetahui letak
tempat file atau dokumen yang diperlukan.
•
File dan dokumen hanya sekedar
dimasukkan saja tanpa label atau idntitas sehingga tidak berguna.
•
Letak tempat barang berbeda dengan
sebelumnya. Karena tidak menyadari hal itu, barang yang salah ikut terpasang.
RESIK = SEISO
•
Pekerjaan yang dilakukan di tempat
gelap akan mengurangi efisiensi kerja.
•
Pada pabrik yang gelap dan tidak
bersih, sulit menemukan defective (cacat) pada produk.
•
Akibat tumpahan minyak dan air di
lantai, orang bisa tergelincir dan luka
•
Pada bagian-bagian mesin yang
tidak terjangkau perawatan, kerusakan akan sering terjadi.
•
Kotoran atau debu yang beterbangan
dapat mengganggu kesehatan.
•
Ruangan kerja yang sehari-harinya
tidak dibersihkan, lantai dan dindingnya kotor sehingga tidak menimbulkan
semangat kerja
•
Meja kerja yang berantakan bisa
menimbulkan pekerjaan tidak efisien dan produktivitas rendah.
RAWAT = SEIKETSU
•
Walaupun secara keseluruhan telah
menerapkan 3R yang pertama, akan kembali ke kondisi awal yang berantakan.
•
Karena peletakan susunan peralatan
kerja kurang baik, setiap hari sehabis bekerja selalu harus mencek kembali
•
Sampah kertas berserakan di lantai
sehingga harus membersihkannya 2 ~ 3 kali per hari.
•
Alat tulis cepat sekali hilang
atau habis sehingga setiap waktu perlu dilakukan pemeriksaan terhadap alat
tulis masing-masing
•
Debu-debu beterbangan di lantai
sehingga setiap kali harus membersihkan dengan kain pel.
RAJIN = SHITSUKE
•
Walaupun sudah melakukan 5R, akan
kembali ke kondisi awal yang berantakan dan kotor.
•
Walaupun mesin kotor oleh debu dan
kotorran, tetap dibiarkan saja.
•
Karena produk tidak diletakkan
pada tempat yang sama dan tetap, kadang-kadang timbul produk dengan penamaan
yang salah
•
Ruangan kantor yang suram dan
gelap tidak menimbulkan semangat kerja.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan,
yaitu: penataan barang yang berguna agara mudah dicari, dan aman, serta diberi
indikasi.
Dalam
langkah kedua ini dikenal istilah Signboard Strategy, yaitu menempatkan barang-barang
berguna secara rapih dan teratur kemudian diberikan indikasi atau penjelasan
tentang tempat, nama barang, dan berapa banyak barang tersebut agar
pada
saat akan digunakan barang tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard strategy
mengurangi pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-mandir mencari barang.
·
Prinsip dari
Seiton adalah penyimpanan fungsional dan menghilangkan waktu untuk mencari
barang.
·
Slogan Seiton ialah: setiap barang yang berada
di tempat kerja memiliki tempat yang pasti.
3.2
Kritik
...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3.3
Saran
...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
WE
ARE

THANKS BROTHA J
X1 Kimia Analisis 2 / 2K13 - STEMBA
Komentar
Posting Komentar