CONTOH ANTISIPASI
MAKALAH A3.4
|
Prosedur, Resiko, Cara Pencegahan dan Cara Penanganan
dalam
“ Percobaan mencari dua
kation dari suatu zat. Misal Pb+ dan Al+++ ”
|
Bagaimana
cara mencari dua kation dari suatu zat. Misal Pb+ dan Al+++? Lalu apa
resiko yang mungkin terjadi selama melakukan percobaan mencari dua kation
dari suatu zat. Misal Pb+ dan Al+++?
Bagaimana cara mencegah terjadinya resiko tersebut? Lalu bagaimana pula
cara penanganan resiko tersebut bila terlanjur terjadi? Semua itu akan
terjawab dimakalah ini. So, lets study together guys :) !!!
|
DISUSUN OLEH:
1.
Peggy
gracia (23)
2.
Putri
mirawati (25)
3.
Uchik
fitria (34)
4.
YUNUS
TRI ARDIYANSYAH (36)
XI KIMIA ANALISIS 2
SMK NEGERI 5 SURABAYA
|
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “MAKALAH A3.4”.
Adapun
penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas dan memahami tentang Prosedur, Resiko, Cara
Pencegahan dan Cara Penanganan dalam Percobaan mencari dua kation dari suatu
zat. Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis
alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah biologi ini tentu saja bukan
karena kemampuan penulis semata, namun karena adanya dukungan dan bantuan dari
pihak-pihak yang terkait, baik moril maupun materil.
Sehubungan
dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis denga ketulusan hati mengucapkan
terimakasih, yang pertama kepada bapak pembimbing pelajaran Kejuruan Kimia
Analisis A3.4 SMKN 5 Surabaya, yang kedua kepada teman-teman kelompok kami,
dan yang terakhir kepada berbagai sumber makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman yang
sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat menharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak yang menggunakan makalah ini agar makalah ini lebih baik
dan lebih lengkap serta bermanfaat.
Akhir
kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap kami nantikan.
Surabaya, 1 September 2013
Penulis
XI KA-2
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.
1 Latar Belakang 1
1.
2 Rumusan Masalah 1
1.
3 Tujuan Penelitian 1
1.
4 Manfaat Penelitian 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2. 1 Naskah Asli 2
2. 2 Naskah Revisi 4
2. 3 Rincian Prosedur Kerja 6
2. 4 Skema Percobaan 10
2. 5 Gambar
13
2. 6 Diskusi Kelompok 15
BAB III PENUTUP 16
3. 1 Kesimpulan 16
3. 2 Kritik 16
3. 3 Saran 16
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja sanagat penting bagi kita untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja tetapi juga
dapat merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan
lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara
lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat
menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika
apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat
dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat
melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek
dan tidak akan menyebabkan kecelakaan.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya
tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan
dan psikologis.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagai mana cara mengenal
kesehatan dan keselamatan kerja...?
2.
Apa saja resiko dalam
melakukan Percobaan mencari dua kation dari suatu zat. Misal Pb+ dan
Al+++
3.
Bagaimana cara mencegah
dan menangani resiko dalam melakukan Percobaan mencari dua kation dari
suatu zat. Misal Pb+ dan Al+++
1.3
Tujuan
Penelitian
1. Siswa
dapat cara mengenal kesehatan dan keselamatan kerja...?
2. Siswa
dapat mengetahui resiko dalam melakukan Percobaan
mencari dua kation dari suatu zat. Misal Pb+ dan Al+++
3. Siswa
dapat mencegah dan menangani resiko
dalam melakukan Percobaan mencari dua
kation dari suatu zat. Misal Pb+ dan Al+++
BAB
II
PEMBAHASAN
1.4
Naskah
asli
Percobaan
mencari dua kation dari suatu zat. Misal Pb+ dan Al+++
Tujuan :
·
Siswa
dapat memilih dan terampil menggunakan alat alat praktikum Kimia Analisa
Kualitatif
·
Siswa
dapat menetapkan / menguji kation dengan pereaksi yang betul.
·
Siswa
dapat menulis persamaan reaksi reaksi yang terjadi.
Alat alat yang digunakan :
1. Gelas ukur.
2. Gelas piala.
3. Tabung reaksi.
4. Pipet.
5. Pembakar bunsen.
6. Cawan porselin.
7. Corong.
8. Pipa bengkok.
9. Kertas saring.
Bahan bahan yang dipakai :
1. HCl, 2N, 0,5N.
2. HCl encer.
3. Akuadest.
4. HNO3 pekat.
5. K2CrO4.
6. NH4Cl padat.
7. H2SO4.
8. NH4OH pekat.
9. KI.
10. HCl pekat.
11. H2O2 3%.
12. FeS.
13. Kertas Lakmus.
14. Timbal asetat (Pb asetat).
15. Metil Violet.
Prosedur percobaan :
1. Tambah kedalam contoh beberapa tetes HCl
encer. Terjadi endapan (1). Teruskan penambahan HCl encer sampai tak terjadi
endapan lagi.
2. Saring dan cuci endapan (1) dengan HCl 1-2N
sebanyak 2 cc kemudian cuci dengan 1 cc air dingin 2-3 kali. Campur air pencuci
dengan tapisan (1) dan simpan tapisan (1).
3. Pindahkan endapan (1) dalam gelas piala kecil,
tambahkan air suling 5-10 cc kemudian didihkan semua endapan menjadi larutan.
4. Kedalam larutan tersebut diatas tambahkan
larutan K2CrO4 terjadi endapan kuning.
5. Tambahkan H2O2 3% sebanyak 1 cc kealam tapisan (1) dan
kosentrasi asam harus dibuat menjadi 0,3 N.
6. Panaskan sampai hampir mendidih dan kemudian alirkan
gas H2S. Tidak terjadi endapan.
7. Pindahkan larutan dalam cawan porselin, uapkan
higga volumenya tinggal 10 cc.
8. Tambahkan HNO3 sebanyak 8 cc untuk
mengubah Fe+++
9. uapkan hingga volume ± 1 cc kemudian tambahkan
HCl pekat 10 cc dan 1-2 gr NH4Cl padat dan panaskan sampai mendidih.
10. Tambahkan NH4OH pekat sedikit demi
sedikit sampai larutan menjadi basah (uji dengan lakmus), panaskan selama 1
menit dan saring. Cuci endapan (2) yang terjadi dan simpan (2).
11. Pindahkan endapan (2) kedalam gelas piala.
Tambahkan air suling 10 cc.
12. Tambahkan NaOH berlebihan dan H2O2
3%. Sebanyak 5 cc, didihkan selama 3 menit. Kemudian saring dan cuci endapan
(3) dengan air panas atau dengan larutan NH4NO3 2%.
Pindahkan dan simpan tapisan (3).
13. Ambil sebagian dari endapan (3). Larutkan
dalam HNO3 1:1 dan tambahkan 4 tetes H2O2 3%
dan didihkan. Setelah larutan dingin tambahkan NaBiO3 aduk dan
biarkan beberapa lama. Karena warna larutan tak menjadi violet berarti tak
mengandung ion Mn.
14. Sebagian dari endapan (3) larutkan dalam HCl
encer dan tambahkan larutan KCNS. Terjadi larutan KCNS. terjadi warna merah
15. Ambil sebagian tapisan (3) dan asamkan dengan
HCl (uji dengan lakmus). Tambahkan NH4OH sampai basa kemudian
panaskan sampai medidih. Tak terjadi endapan.
16. Tapisan (2) bisa di buang karena sudah
menemukan 2 kation.
2.2
Naskah
revisi
Percobaan
mencari dua kation dari suatu zat. Misal Pb+ dan Al+++
Tujuan
:
·
Siswa
dapat memilih dan terampil menggunakan alat alat praktikum Kimia Analisa
Kualitatif
·
Siswa
dapat menetapkan / menguji kation dengan pereaksi yang betul.
·
Siswa
dapat menulis persamaan reaksi reaksi yang terjadi.
Alat alat yang digunakan :
1. Gelas ukur.
2. Gelas piala.
3. Tabung reaksi.
4. Pipet.
5. Pembakar bunsen.
6. Cawan porselin.
7. Corong.
8. Pipa bengkok.
9. Kertas saring.
10. Penyangga kaki tiga.
Bahan bahan yang dipakai :
1. HCl, 2N, 0,5N.
2. HCl encer.
3. Akuadest.
4. HNO3 pekat.
5. K2CrO4.
6. NH4Cl padat.
7. H2SO4.
8. NH4OH pekat.
9. KI.
10. HCl pekat.
11. H2O2 3%.
12. FeS.
13. Kertas Lakmus.
14. Timbal asetat (Pb asetat).
15. Metil Violet.
16. KCNS
17. NaBiO3
Prosedur percobaan :
1. Tambah kedalam contoh beberapa tetes HCl
encer. Terjadi endapan (1). Teruskan penambahan HCl encer sampai tak terjadi
endapan lagi.
2. Saring dan cuci endapan (1) dengan HCl 1-2N
sebanyak 2 cc kemudian cuci dengan 1 cc air dingin 2-3 kali. Campur air pencuci
dengan tapisan (1) dan simpan tapisan (1).
3. Pindahkan endapan (1) dalam gelas piala kecil,
tambahkan air suling 5-10 cc kemudian didihkan semua endapan menjadi larutan.
4. Kedalam larutan tersebut diatas tambahkan
larutan K2CrO4 terjadi endapan kuning.
5. Tambahkan H2O2 3% sebanyak 1 cc kealam tapisan (1) dan
kosentrasi asam harus dibuat menjadi 0,3 N.
6. Panaskan sampai hampir mendidih dan kemudian
alirkan gas H2S. Tidak terjadi endapan.
7. Pindahkan larutan dalam cawan porselin, uapkan
higga volumenya tinggal 10 cc.
8. Tambahkan HNO3 sebanyak 8 cc untuk
mengubah Fe+++
9. uapkan hingga volume ± 1 cc kemudian tambahkan
HCl pekat 10 cc dan 1-2 gr NH4Cl padat dan panaskan sampai mendidih.
10. Tambahkan NH4OH pekat sedikit demi
sedikit sampai larutan menjadi basah (uji dengan lakmus), panaskan selama 1
menit dan saring. Cuci endapan (2) yang terjadi dan simpan (2).
11. Pindahkan endapan (2) kedalam gelas piala.
Tambahkan air suling 10 cc.
12. Tambahkan NaOH berlebihan dan H2O2
3%. Sebanyak 5 cc, didihkan selama 3 menit. Kemudian saring dan cuci endapan
(3) dengan air panas atau dengan larutan NH4NO3 2%.
Pindahkan dan simpan tapisan (3).
13. Ambil sebagian dari endapan (3). Larutkan
dalam HNO3 1:1 dan tambahkan 4 tetes H2O2 3%
dan didihkan. Setelah larutan dingin tambahkan NaBiO3 aduk dan
biarkan beberapa lama. Karena warna larutan tak menjadi violet berarti tak
mengandung ion Mn.
14. Sebagian dari endapan (3) larutkan dalam HCl
encer dan tambahkan larutan KCNS. Terjadi larutan KCNS. terjadi warna merah
15. Ambil sebagian tapisan (3) dan asamkan dengan
HCl (uji dengan lakmus). Tambahkan NH4OH sampai basa kemudian
panaskan sampai medidih. Tak terjadi endapan.
16. Tapisan (2) bisa di buang karena sudah
menemukan 2 kation.
2.3
Rincian
Prosedur Kerja
No.
|
Prosedur
|
resiko
|
pencegahan
|
penanganan
|
1
|
Tambah kedalam contoh beberapa tetes HCl encer. Terjadi endapan
(1). Teruskan penambahan HCl encer sampai tak terjadi endapan lagi.
|
Terjadi tumpahan
HCl pada tangan atau meja praktek
|
Gunakan sarung
tangan untuk menghindari terkenanya HCl oleh tangan, gunakan masker untuk
menghindari bau HCl yang sangat menyengat
|
Apabila terkena
tumpahan pada meja praktek, segera beri lap basah dan apabila tumpahan
terkena tangan segera cuci slama kurang lebih 15 menit
|
2
|
Saring dan cuci endapan (1) dengan HCl 1-2N sebanyak 2 cc
kemudian cuci dengan 1 cc air dingin 2-3 kali. Campur air pencuci dengan
tapisan (1) dan simpan tapisan (1).
|
ketika
menyaring endapan terdapat sedikit endapan yang ikut tersaring dengan tapisan
|
Gunakan
kertas saring ketika menyaring agar endapan tidak tercampur dengan tapisan
|
Jika terdapat
sedikit endapan yang tercampur dengan tapisan maka ulangi percobaan tersebut
|
3
|
Pindahkan endapan (1) dalam gelas piala kecil, tambahkan air
suling 5-10 cc kemudian didihkan semua endapan menjadi larutan.
|
1.letupan yang bisa terjadi karena larutan yg sedang
didihkan 2.apabila memegang permukaan alat ketika
mendidihkan endapan, tangan akan mengalami kontaminasi
|
1. gunakan kacamata lab untk menghindari mata
dari letupan
2. jng memegang
permukaan alat tanpa menggunakan APD
|
1.aliri mata dengan air mengalir selama 20
menit.
2.Berikan obat oles pada tangan yng terkenaluka
bakar.
|
4
|
Kedalam larutan tersebut diatas tambahkan larutan K2CrO4
terjadi endapan kuning.
|
Terjadi tumpahan K2CrO4
pada tangan atau meja praktek
|
Gunakan sarung
tangan untuk menghindari terkenanya K2CrO4 oleh tangan,
gunakan masker untuk menghindari bau K2CrO4 apabila terdapat bau
|
Apabila terkena
tumpahan pada meja praktek, segera beri lap basah dan apabila tumpahan
terkena tangan segera cuci slama kurang lebih 15 menit
|
5
|
Tambahkan H2O2
3% sebanyak 1 cc kedalam tapisan (1) dan kosentrasi asam
harus dibuat menjadi 0,3 N.
|
Terjadi tumpahan H2O2
pada tangan atau meja praktek
|
Gunakan sarung
tangan untuk menghindari terkenanya H2O2 oleh tangan,
gunakan masker untuk menghindari bau H2O2 apabila
terdapat bau
|
Apabila terkena
tumpahan pada meja praktek, segera beri lap basah dan apabila tumpahan
terkena tangan segera cuci slama kurang lebih 15 menit
|
6
|
Panaskan sampai hampir mendidih dan kemudian alirkan gas H2S.
Tidak terjadi endapan.
|
1.apabila memegang
permukaan alat ketika mendidihkan larutan, tangan akan mengalami kepanasan
2. ketika
mengalirkan gas H2S akan terdapat bau yang tidak sedap
|
1. jangan memegang
permukaan alat tanpa menggunakan APD
2. siapkan APD
untuk jaga” ketika terdapat bau yang tak sedap
|
1.gunakan lap atau
APD ketika memegang permukaan alat
2. gunakan APD
ketika munculnya bau yang tak sedap
|
7
|
Pindahkan larutan dalam cawan porselin, uapkan higga volumenya
tinggal 10 cc.
|
Terjadi tumpahan
larutan pada tangan atau meja praktek
|
Gunakan pipet tetes
untuk memindahkan ke dalam cawan porselin agar tidak tumpah
|
Apabila terkena
tumpahan pada meja praktek, segera beri lap basah dan apabila tumpahan
terkena tangan segera cuci slama kurang lebih 15 menit
|
8
|
Tambahkan HNO3 sebanyak 8 cc untuk mengubah Fe+++
|
Terjadi tumpahan
HNO3 pada tangan atau meja praktek
|
Gunakan sarung
tangan untuk menghindari terkenanya HNO3 oleh tangan, gunakan
masker untuk menghindari bau HNO3 apabila terdapat bau
|
Apabila terkena
tumpahan pada meja praktek, segera beri lap basah dan apabila tumpahan
terkena tangan segera cuci slama kurang lebih 15 menit
|
9
|
uapkan hingga volume ± 1 cc kemudian tambahkan HCl pekat 10 cc
dan 1-2 gr NH4Cl padat dan panaskan sampai mendidih
|
1.ketika menguapkan
dan mendidihkan larutan permukaan alat menjadi panas
2.terjadi tumpahan
ketika menambahkan HCl
3. terjadi letusan
apabila menambahkan NH4Cl secara tidak hati hati
|
1. jangan memegang
permukaan alat tanpa menggunakan APD
2.gunakan sarung
tangan untuk menghindari tumpahan HCl ke tangan
3.ketika
menambahkan NH4Cl ke dalam larutan harus berhati hati
|
1.gunakan lap atau
APD ketika memegang permukaan alat
2.apabila terkea
tumpahan pada tangan segera bilas dengan air yang mengalir
3.apabila terjadi
letusan segera matikan api yg di gunakan untuk memanaskan larutan
|
10
|
Tambahkan NH4OH pekat sedikit demi sedikit sampai
larutan menjadi basah (uji dengan lakmus), panaskan selama 1 menit dan
saring. Cuci endapan (2) yang terjadi dan simpan (2).
|
1.terjadi tumpahan
ketika menambahkan NH4OH
2.ketika mencuci
dan menyaring endapan terdapat sedikit endapan yang ikut tersaring dengan
tapisan
|
1.gunakan sarung
tangan untuk menghindari tumpahan NH4OH ke tangan
2.Gunakan kertas
saring ketika menyaring agar endapan tidak tercampur dengan tapisan
|
1.apabila terkena
tumpahan pada tangan segera bilas dengan air yang mengalir
|
11
|
Pindahkan endapan (2) kedalam gelas piala. Tambahkan air suling
10 cc.
|
1.Dalam memindahkan
endapan masih terdapat endapan yang masih tertinggal dalam tabung reaksi.
|
1. sebelum memindahkan
ke gelas piala aduk endapan terlebih dahulu agar tidak menggumpal
|
1.Bilas air sedikit
pada endapan yang tertinggal kemudian masukkan ke dalam gelas piala.
|
12
|
Tambahkan NaOH berlebihan dan H2O2 3%.
Sebanyak 5 cc, didihkan selama 3 menit. Kemudian saring dan cuci endapan (3)
dengan air panas atau dengan larutan NH4NO3 2%.
Pindahkan dan simpan tapisan (3).
|
1.terjadi tumpahan
ketika menambahkan NaOH dan H2O2
2.ketika mencuci
dengan air panas biasanya akan terjadi tumpahan pada tangan
|
1.gunakan sarung
tangan untuk menghindari tumpahan NaOH dan H2O2 ke tangan dan menghindari
terjadinya tumpahan air panas pada tangan
|
1.apabila terkena
tumpahan pada tangan segera bilas dengan air yang mengalir
|
13
|
Ambil sebagian dari endapan (3). Larutkan dalam HNO3
1:1 dan tambahkan 4 tetes H2O2 3% dan didihkan. Setelah
larutan dingin tambahkan NaBiO3 aduk dan biarkan beberapa lama.
Karena warna larutan tak menjadi violet berarti tak mengandung ion Mn.
|
Ketika mengaduk
larutan dengan tergesa gesa maka akan mengakibatkan tumpahan
|
Aduk secara
perlahan agar tidak terjadi tumpahan
|
Apabila terkena
tumpahan pada meja praktek, segera beri lap basah dan apabila tumpahan
terkena tangan segera cuci slama kurang lebih 15 menit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.4
Skema
Percobaan
|





|
|||
![]() |
|||


|

|
|||
![]() |
|||



|




|
|||
![]() |
|||

|



![]() |
|||
![]() |


![]() |
|||
|
|||




![]() |
||||
|


![]() |
|||
![]() |


|
|||
![]() |
|||


![]() |



![]() |


![]() |



![]() |
|||
![]() |
|||


|

|
|||
![]() |
|||






![]() |



![]() |


|
|||
![]() |
|||


|




|
|||
![]() |
|||












|



![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
|
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||

|



![]() |


![]() |
|||
![]() |



|
|||
![]() |
|||
2.5
Gambar







2.6
Diskusi
Kelompok
No
|
Nama
|
Kelompok
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam praktek kerja ataupun setiap tindakan
kerja tentu memiliki potensi bahaya atau resiko masing masing. Tentunya agar terhindar
dari resiko-resiko tersebut kita harus mengetahui bagaimana cara mencegahnya
dan cara menanganinya. Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat mengetahui
resiko, cara pencegahan serta cara menangani resiko kerja. Khususnya pada
percobaan mencari dua kation dari suatu zat.
3.2
Kritik
....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3.3
Saran
....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Komentar
Posting Komentar